SATPOL PP KABUPATEN TEGAL JARING PGOT



Diupload pada : 03-Aug-2022
Penulis : adminumpeg

SLAWI- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tegal menggelar Operasi penertiban pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) pada Rabu (03/08/2022) pagi pukul 09.00 WIB di wilayah Kecamatan Slawi hingga Kecamatan Adiwerna.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tegal melalui Kasi Operasi dan Pengendalian Satpol Pp Kabupaten Tegal, Edy Supratman, S.Ipem mengatakan operasi PGOT menyasar sejumlah titik lokasi yang diduga menjadi tempat mangkal PGOT.

Diantaranya, kawasan perempatan patung obor, perempatan Eks.Bioskop Rama, Perempatan PLN Slawi, Perempatan Trayeman, dan disekitar lokasi kantor kecamatan Adiwerna.

Operasi ini didasari Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 7 Tahun 2011 tentang Ketertiban Umum khususnya pasal 40-45 tentang tertib sosial.

“Operasi dilakukan untuk menjaring PGOT di wilayah Kota Slawi dan sekitarnya” ujar Edy Supratman, Kasi Opsdal Satpol PP Kabupaten Tegal.

Dia menjelaskan bahwa operasi kali ini menjaring 5 PGOT disejumlah tempat, mulai dari kawasan perempatan patung obor, dan Perempatan Trayeman.

3 orang diantaranya meminta sumbangan dengan  membawa kotak amal pembangunan mushola “Baitul Makmur” dengan inisial ES (16), AMN (12), dan TB (17), beralamat di Desa Rengasbandung, Brebes, terjaring di perempatan Patung Obor pada pukul 09.06 WIB. Mereka mengaku dikoordinir oleh seorang ustad desa setempat dengan waktu operasi mulai pukul 08.00 Wib hingga Pukul 14.00 WIB. Dengan pembagian hasil 50% dari hasil sumbangan.

Dan Sepasang Suami Istri, inisial CGS (26) , dan DS (25) beralamat di Panggung-Kota Tegal , dan beralamat kos di jalan poso, Kota Tegal, terjaring sedang mengamen di Perempatan Trayeman pada pukul 09.30 WIB. Mereka menyewa Sound untuk mengamen dengan biaya Rp 25.000,00 per hari.

“Hasil operasi akan dibawa ke Rumah Singgah, Pangkah. selanjutnya dilakukan pendataan dan assessment dengan Dinas Sosial Kabupaten Tegal, dan akan dikembalikan kepada keluarganya” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa Satpol PP dalam melaksanakan operasi PGOT tetap mengedepankan sisi kemanusiaan, dan humanis, karena mereka yang terjaring hakekatnya adalah kaum dhuafa.

Semoga dengan pembinaan yang sudah diterima, para PGOT  bisa beralih dari kebiasaan terdahulu dan lebih semangat untuk melanjutkan sekolah atau mencari penghasilan dari sumber yang lain.

“Operasi PGOT dilakukan dengan harapan kota Slawi dan sekitarnya menjadi aman, tentram, dan bebas PGOT” pungkasnya.